"Aku adalah Pena, yang hanya berfungsi ketika ku berkarya"

Kamis, 03 Mei 2012

Re-Story Romance

Kamu sempat bertanya mengapa lalu tak jadi sebuah janji yang mengikat langkah berhati. Tak bosan cerita lampau terpampang kosong pada sebuah ragu yang semakin hari membatu. Atau tentang dosa yang berujung tanya, mengapa.

Biarku bungkam, terjatuh pun mati rasa. Darah yang kental kuraba, atau goresan-goresan duri dari kasturi tak jua membutku berpikir. Entah, ucap tak dapat lagi kupercaya apa adanya. Hanya ingin sedikit berasa tanpa tuntutan disana, aku.

Jelita, biarkan saja kelana mendapat ruang yang tak ia dapatkan sebelumnya. Terasa lentur, berjingkrak kegirangan merayakan kebebasannya dari sang tuan primordial yang selalu menyayat hakikat.

Percayalah, kutempatkan cerita-cerita membias hitam pada tempatnya. Buatnya sedikit acuh menjadi alas merindu, ia suka itu. Maka, diskusikan pelan dengan cahaya yang membuatku menutup mata. Bicarakan terang itu dengan tenang, dan rasakan hangatnya meraba mesra tangan kita.

Jelita, maaf sebuah munafik..
Jelita, maaf sebuah rekayasa akal..




Published with Blogger-droid v2.0.4
Read More...

Rabu, 25 April 2012

Tentang Malam, Tentang Barat Dunia


Dibawah rimbunnya daun pohon yang tak ku kenali namanya. .

Beralaskan kursi besi yang kau keluhkan, tenang memandang kesana, pada hamparan langit malam di bulan mei akhir. Senyum mu manja, polos ucapmu hangatkan hati berselimut rindu, menderu seraya kerlingan mata yang tak kuasa ku tahan sensasinya.

Dibawah rimbunnya pohon yang tak ku kenali namanya..

Kutemukan sebuah misteri. Tentang kata, tentang cinta. Tentang sebuah janji utopis yang indah menikmati ilusi yang berjalan disekitarnya. Letakan lagi pipi putihmu disini, dipundakku agar ku tak sulit menafsirkan kehangatan, cepat ku terima pesan itu, pesan sayang. Aku, dimalam barat dunia bahagia, itu sangat mempesona.

Bandung, 25 April 12.

ditulis saat menunggu laga Madrid vs Munchen.

Published with Blogger-droid v2.0.4
Read More...

Minggu, 15 April 2012

Cuma Karena Malam

Genderang sunyi senyap, dan aku masih mentabukan diri aku ada. Mengapa silau nampak kacau. Mengapa jaya kusam tak bercahaya seperti biasanya. Napas tergantung naluri bertahan yg semakin hari semakin lemah, mengucurkan banyak darah, lama-lama bernanah. . . Menjijikan.

Aku, meng-aku. . Menepukan dada, bangga. Aku yang bukan apa, terlontar dalam ruas jalan persaingan,kuat. Tak cukup aku kuat. Tak pula cukup sebuah akal, ini nyata, ini realita. Aku, adalah ayat, yang kelak kau tentukan titik sebelum sebuah baris tanda tanya.

Published with Blogger-droid v2.0.4
Read More...