"Aku adalah Pena, yang hanya berfungsi ketika ku berkarya"

Sabtu, 17 Desember 2011

Teori Interaksi Sosial Dalam Dakwah

(Teori interaksi sosial dikaitkan dalam konteks dakwah[1])
oleh : Rizky Sopiyandi
Sebagai makhluk sosial, dalam kesehariannya manusia tentu tidak bisa hidup tanpa berhubungan dengan yang lainnya. Ketidakberdayaannya mengharuskan manusia berinteraksi dengan sesama atau dengan lingkungan sekitarnya. Interaksi ini menuntut manusia untuk dapat menyesuaikan diri dengan alam atau lingkungan sekitar tempat ia tinggal. Karena kalau interaksi yang dilakukannya itu pasip maka ia akan terpengaruh oleh lingkungan, akan tetapi sebaliknya kalauia aktif maka ia akan bisa mempengaruhi lingkungan.
H. Bonner dalam bukunya, Social Psychology, mengatakan: Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, di mana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya. Rumusan ini dengan tepat menggambarkan kelangsungan timbal-baliknya interaksi sosial antara dua atau lebih manusia itu[2].
Dalam berinteraksi maka sepatutnya terdapat norma-norma yang musti dijalankan sebagaimana mestinya, maka teori komunikasi dinilai penting dalam suatu mekanisme interaksi. Dalam berkomunikasi maka seseorang dapat menggunakan dua bentuk atau dua cara berkomunikasi. Yakni, dengan berkomunikasi verbal (lisan ataupun tulisan), atau dengan menggunakan komunikasi nonverbal (bahasa tubuh).
Komunikasi meski bagaimanapun juga adalah penting lebih dari sekedar untuk memecahkan masalah. Bahkan kebanyakan di antara kita berinteraksi (berkomunikasi) secara verbal dan nonverbal dalam kesehariannya hanya untuk berhubungan (Barnes & Duck, 1994; Duck, 1994; Spencer, 1994).

Unsur-unsur Komunikasi.
Ø  Komunikator
Ø  Pesan
Ø  Media/alat
Ø  Metode
Ø  Komunikan
Ø  Respon/Timbal Balik

Unsur-unsur untuk Menjadi Seorang Komunikator yang Kompeten :
1.      Keterampilan membentuk-pesan menambah  keakuratan dan kejelasan pesan yang dikirim.
2.      Keterampilan suasana-percakapan menambah kemungkinan anda dan partner anda mengembangkan hubungan yang saling mendukung, yaitu hubungan yang menimbulkan kepercayaan satu sama lain.
3.      Keterampilan mendengarkan untuk memahami  menambah kemungkinan anda bisa memahami makna orang lain.
4.      Keterampilan empati-respon menambah kemungkinan anda  mampu memahami dan merespon pengalaman emosional orang lain.
5.      Keterampilan menyingkap  menambah kemungkinan anda akan berbagi gagasan dan perasaan dengan cara yang jujur dan sensitif.[3]

Namun untuk teknis interaksi social yang bersifat massal seperti halnya PKKJ dan mengandung nilai-nilai dakwah maka terdapat prosedur atau tahapan yang musti dijalankan. Yakni :

1.      Survey
Ø Kondisi geografis
Ø Karakteristik Masyarakat
Ø Kebiasaan atau adat sekitar
Ø Kondisi keagamaan, Pendidikan, dll.

2.   Membuat Kegiatan Dakwah
Ø  Membuat misi atau visi kegiatan
Ø  menganalisisa kegiatan tersebut.
Ø  Membentuk kepanitiaan
Ø  Membuat anggaran dana.
Ø  Membuat rancangan atau target penggalangan dana.
Ø  Mengpublikasikan kegiatan.

3.   Evaluasi

 Bentuk-bentuk Kegiatan Dakwah. 


a.       Tabligh
Tabligh secara bahasa adalah penyampaian. Menurut istilah tabligh adalah bentuk dakwah dengan cara penyampaian/penyebarluasan (transmisi) ajaran Islam melalui media mimbar atau media massa (baik elektronik atau cetak), dengan sasaran orang banyak atau khalayak.

b.      Irsyad
Irsyad secara bahasa berarti petunjuk, membimbing. Sedangkan irsyad secara istilah adalah proses penyampaian ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, penyuluhan dan psikoterapi Islami dengan sasaran individu atau kelompok kecil. Irsyad dilihat dari prosesnya lebih bersifat kontinuitas, simultan, dan intensif.


c.       Tadbir
Tadbir menurut bahasa berarti pengelolaan (manajemen), menurut istilah adalah kegiatan dakwah dengan pentransformasian ajaran Islam melalui kegiatan aksi amal shaleh berupa penataan lembaga-lembaga dakwah dan kelembagaan Islam.

d.      Tathwir
Tathwir menurut bahasa berarti pengembangan, menurut istilah berarti kegiatan dakwah dengan pentransformasian ajaran Islam melalui aksi amal shaleh berupa pemberdayaan sumber daya manusia dan sumber daya lingkungan, dengan kata lain mengembangkan pranata-pranata sosial, dan lingkungan atau pengembangan kehidupan muslim dalam aspek-aspek kultur universal.



[1] . Disampaikan pada sesi materi Ke-Komunikasi-an T.O.T PKKJ PPI 84 Ciganitri, Bandung.
[2] . W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, Refika Aditama :Bandung. ,2002

[3] Ruddolph F. Verderber dan Kathleen S. Verderber, Ibid., p. 29.

0 komentar:

Posting Komentar