Nak, selamat datang didunia. Selamat berkarya, selamat berjalan, selamat menghirup udara pertamamu.
Nak, aku ingin bercerita tentang seorang raja yang pernah hidup di Roma, saat ia hendak menghembuskan nafas terakhirnya, beliau berpesan untuk dibuatkan sebuah catatan perjalanan selama ia hidup.
Dipanggilnya, para sastrawan kerajaan. Sastrawan pertama menuliskan perjalanan hidup sang raja dengan sebuah buku, dan raja menolak itu, "itu terlalu panjang untukku baca, hidupku takkan lama lagi" ujar sang Raja. Sastrawan kedua menuliskannya dalam sebuah cerpen, sang raja pun menolaknya kembali, "itu masih terlalu panjang" jawab sang Raja dengan suara berat karena kesakitan. Dan sastrawan terakhir pun datang, ia menuliskan perjalanan hidup sang raja hanya dalam beberapa kata. "Hidup; Lahir... Merangkak... Berjalan... Sakit... Hampir Mati.... lalu Mati.." membaca itu sang Raja pun tersenyum dan menghembuskan nafas terakhirnya.
Begitulah perjalanan hidup nak, singkat. Memang singkat. Maka, do'a ku yang pertama adalah mengharapkan agar setiap langkah, setiap gerak, dan setiap kamu bernafas semoga senantiasa dalam bimbingan dan kasih sayang Tuhan yang Maha Pengasih.
Nak, jangan pernah kau heran. Ketika disekelilingmu tak seperti apa yang kau bayangkan dalam kandungan ibumu. Ya, tak selalu dunia berlaku lembut padamu. Kadang pemilik dunia ini menyampaikan kasih sayangnya dalam bentuk yang mungkin agak sulit kau tafsirkan, sulit untuk kau cerna hikmah didalamnya. Tapi percayalah nak, Tuhanmu begitu sangat menyayangimu.
Nak, itu kakakmu. Ia memang terlihat beda denganmu, ia memang nampak inklusif kepada dunianya. Tapi percayalah nak, ia menyayangimu layaknya ibu dan bapakmu. Nak, benar itu ibu dan bapakmu, ciumlah tangan mereka saat kau hendak berjuang ditengah kerasnya arus kehidupan hari ini. Do'akan mereka, cintai mereka, karena merekalah yang nantinya menjadi mediamu mencium harumnya surga. Kau ingin kesana kan?
Nak, aku selalu berharap dan berdo'a, tangisan-tangisanmu hari ini kelak akan menjadi suara merdu yang selalu menjadi bahan untukku merindumu. Sentulah-sentuhan kecil jemarimu kelak akan menjadi gerakan-gerakanmu dalam berkarya. Bahkan, saat kau buang air besar, ku percaya itu sebuah petanda jika kelak kau akan selektif menerima apa yang akan kamu masukan kedalam kehidupanmu, akan kau ambil yang baik, dan membuang apa yang kau rasa kotor.
Nak, berbahagialah... teriakan selalu kebenaran. Kumandangkan lafadz-lafadz kebesaranNya. Karena kau adalah senyum bagi keluarga, karena kau adalah alasan bagi kami untuk selalu kembali pulang dan sesegera mungkin pulang dari perantauan.
Nak, selamat datang dalam ke-fana-an.
Bandung, 10 Desember 2011
0 komentar:
Posting Komentar